Minggu, 08 September 2019

I'm a broken wood.

Beberapa hari menjelang setahun aku melahirkan...

Entah kenapa jadi mellow dan gampang kesenggol. Rasanya ingin teriak bahwa kehidupan seperti ini bukan lah yang aku inginkan. Tapi manusia tidak dapat memilih. Manusia hanya bisa berusaha memperbaiki. Perbaikan nya pun tergantung keputusan Sang Empunya Kehidupan.

Aku tentu saja ingin hidup enak. Lahir dari keluarga sekaya sultan. Hidup bergelimang harta dari lahir. Dan beranjak dewasa dikelilingi koleksi emas dan berlian.

Aku juga ingin memiliki suami setampan raja dan sekaya bangsawan. Mempunyai hubungan yang romantis. Memiliki banyak keturunan tanpa dibayangi rasa ketakutan masalah ekonominya.

Aku juga ingin punya lemari pakaian yang seluas rumahku sekarang. Aku juga ingin ada yang menghandle semua pekerjaan rumahku oleh orang profesional dikala aku sedang bekerja meniti karir. Tapi aku juga ingin mengasuh anakku dengan cara didik dan ajaranku. Aku juga ingin memeluk dan bermain bersamanya setiap saat. Mengurusnya sampai aku merasa ingin mati kelelahan.

Aku juga ingin setiap bulannya mengajak liburan sanak keluarga. Pergi ke Singapura berbelanja setiap lebaran. Atau pergi ke Eropa setiap tahun untuk merayakan tahun baru.

Tapi aku tidak semuluk itu.

Paling tidak aku ingin mengajak mereka berlibur di puncak, menginap di villa, membakar ayam dan sate bersama-sama, berenang di pemandian air panas, dan berfoto ria gembira di semua tempat bagus.

Aku ingin sekali.

Ingin sekali sampai rasanya mata ini membengkak, telinga ini memanas, dan mulut ini bergetar bersuara.

Tapi aku tidak bisa memilih.

Aku hanya masih berusaha untuk segalanya dalam aspek kehidupan ku.

Aku masih belajar menjadi ibu, menjadi istri. Aku masih belajar menambah ilmu di dalam pekerjaan kantorku. Aku masih berusaha menjadi teman yang pengertian. Aku masih berusaha untuk menjadi anak yang memberikan kebahagiaan pada keluarga ku meski aku sudah memiliki keluarga baru. Aku masih berusaha meringankan semua orang yang ada di sisiku.

Tanpa ada satupun perasaan untuk menghilang, untuk mendendam, untuk menyerah...


Tapi hari ini... Detik ini aku merasa semua semangat itu runtuh..

Semua terpecah belah memental ke setiap sudut bumi yang tak akan bisa kucari sampai lengkap.

Hari ini aku menyerah untuk berusaha memperbaiki. Hari ini aku merasa semua yang ku lakukan telah berujung pada kesia-siaan. Hari ini aku merasa gagal.

Dan aku masih melihat anakku tertidur pulas. Menangis di depannya. Sambil bergetar suara di dalam hati, "terimakasih sayang.. sudah mau memilih aku menjadi ibumu. Hanya kamu yang akan menanti kelanjutan semangat ku. Dan hanya kamu yang membuatku kembali menekan tombol hidup. Aku akan melakukan semuanya semampuku untuk masa depan kamu. Bahkan sampai rasa kecewa dan marahku pada mereka, akan kupendam sampai aku mati.. sampai aku tau kamu akan membawaku ke kehidupan yang lebih baik."

8 September 2019
Aku telah menjadi kayu yang patah tapi aku tetaplah sebatang kayu yang masih harus berjuang hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar